Namun, tahukah Anda jika harakat berupa fathah, dhammah, dan kasrah yang dikenal saat ini, merupakan hasil ijtihad dan tidak hanya asal ditulis begitu saja sedemikian rupa. Melainkan juga memiliki asal usul. Berikut ulasannya.
Mushaf Tanpa Harakat
Dulu, mushaf al-Quran tidak diberi tanda baca sama sekali. Penulisan al-Quran waktu itu tanpa adanya harakat (baik fathah, dhammah, dan kasrah), bahkan titik. Lalu bagaimana para sahabat membaca al-Quran yang huruf-hurufnya tidak diberi titik?Tentu sahabat Nabi dapat membaca mushaf al-Quran meskipun tanpa titik dan harakat karena para sahabat memahami bahasa Arab dengan sangat baik dan juga mengetahui kondisi ayat-ayat yang dibaca.
Setelah Islam semakin meluas hingga ke luar Arab, semakin banyak orang non Arab yang masuk Islam. Karena bukan orang Arab, tentunya mereka kesulitan dalam membaca mushaf al-Quran yang tanpa titik dan harakat.
Maka muncul lah tanda titik dan harakat yang kemudian menjadi ilmu tersendiri yang bernama Ilmu Dhabth. Munculnya tanda baca al-Quran tidak langsung seketika, melainkan secara bertahap demi tahap.
Dimulai dari memberi titik untuk mengetahui harakat dan tanwin. Dalam hal ini diprakarsai oleh Abu Aswad ad-Duali (w. 688 M). Kemudian titik untuk mengetahui harakat dan tanwin itu disempurnakan oleh Ahmad Khalil al-Farahadi (w. 789 M) menjadi harakat yang kita kenal saat ini.
Contoh Mushaf menggunakan titik sebagai harakat |
Asal Harakat
Darimana asal tanda harakat? Mengapa harakat berbentuk demikian? Sebelum menjelaskan hal tersebut, perlu diketahui bahwa harakat itu ada 3 yakni fathah, dhammah, dan kasrah. Sukun bukan lah harakat.Seringkali kita juga mengenal istilah huruf hidup dan mati. Huruf hidup dalam Arab berarti mutaharrik (huruf bergerak atau berharakat). Sedangkan huruf mati dalam Arab berarti sakin (huruf tenang atau sukun). Sehingga harakat dan sukun merupakan tanda baca yang berbeda.
1. Fathah
Dalam kitab "Irsyad at-Thalibin" karya Salim Muhaysin, disebutkan bahwa tanda harakat fathah berasal dari alif kecil yang dimiringkan dan memanjang dari kanan atas ke kiri bawah. Diletakkan di atas huruf.
Tanda fathah (berasal dari alif kecil) dimiringkan supaya tidak menyerupai dengan tanda alif kecil (bacaan panjang). Mengapa berasal dari alif? Karena diambil dari huruf mad, dimana alif mad sebagai wujud dari fonem "a" atau fathah.
Dulu, sebelum ada tanda harakat fathah seperti sekarang ini, fathah ditandai dengan titik merah yang diletakkan di atas suatu huruf (Lihat gambar di atas). Titik harakat ini hanya digunakan untuk mengetahui i'rab atau akhir harakat huruf setiap kata.
2. Dhammah
Tanda harakat dhammah berasal dari huruf wawu kecil dan diletakkan di atas huruf. Sebagaimana fathah, dipilihnya huruf wawu karena ia adalah wawu mad yang dibaca panjang jika sebelumnya berharakat dhammah.
Terdapat perbedaan mengenai pemakaian tanda harakat dhammah, apakah tetap menggunakan kepala wawu atau dihilangkan. Namun yang populer dan digunakan adalah dhammah dengan kepala huruf wawu.
Dulu sebelum adanya tanda harakat dhammah seperti sekarang ini, tanda dhammah ditandai dengan titik merah yang diletakkan di samping huruf (lihat gambar di atas).
3. Kasrah
Terakhir, tanda harakat kasrah diambil dari huruf ya. Huruf ya itu merupakan ya ma'qushah (ya terbalik) yang kemudian dibuang kepalanya sehingga menjadi harakat kasrah yang kita kenal sekarang ini.
ya ma'qushah |
Sekarang, tanda harakat baik fathah, dhammah, maupun kasrah tidak hanya digunakan untuk i'rab saja, melainkan seluruh kata diberi tanda harakat untuk memudahkan cara membacanya. Kecuali huruf fawatihus-suwar yang memang tidak diberi tanda harakat.
Demikian artikel singkat mengenai asal harakat : fathah, dhammah, dan kasrah. Silahkan berkomentar baik berisi respon, saran, maupun pendapat. Insyaallah akan dibahas tanda-tanda dhabth lainnya semisal asal tanda mad, sukun, tasydid, dan lain sebagainya.
Sumber :
1. Irsyad at-Thalibin Ila Dhabth Kitab al-Mubin
2. al-Muhkam fi Naqth al-Mushaf
3. al-Muyassar fi Ilm Rasm al-Mushaf wa Dhabthih
Terimakasih. Jika berkenan memberi penjelasan Saya ingin penjelasan kenapa huruf ba' diberi tanda titik satu dibawah sedang ya' titik dua dst. Adakah dasar filosofinya? Terimakasih
BalasHapus